Banyak Pengertian mengenai hijrah, semuanya benar kalau bersumber dari pemahaman Al-Quran dn Hadist Rasulullah SAW. Salah satu Pengertian Hijrah secara etimologis mempunyai makna salah satunya yaitu, putus. Hijrah juga bermakna At-tarku yaitu meninggalkan atau menjauhi.
Dengan makna secara bahasa memutus, berarti kalau kita jujur kehidupan kita ingin lebih baik maka kita harus menjauhi dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, perilaku-perilaku yang tidak baik juga meninggalkan kedzoliman-kedzoliman dan lain sebagainya.
Melihat pengertian di atas Hijrah bukan hanya secara fisik tetapi hijrah ialah pergerakan yang total dan holistik untuk perubahan menuju kehidupan yang lebih Allah Ridloi.
Bagi seorang Muslim, Hijrah ialah keniscayaan. Allah swt. membangun sistem di alam ini berdasarkan gerak. Pelanit bergerak, berjalan pada porosnya.
Allah berfirman: ”Dan matahari berjalan di daerah peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin: 38).
Imam Syafii’i menggambarkan dalam sya’irnya yang sangat indah bahwa air yang tergenang akan wangi dan air yang mengalir akan bening dan jernih. Perubahan ialah keniscayaan dalam hidup, kalau diri kita tidak berubah makan diri kita akan terlindas oleh perubahan itu sendiri.
Agar Hijrah menjadi landasan gerak yang memotivasi kepada perubahan ke arah lebih baik, minimal ada 6 Dimensi yang harus berubah atau hraus terus bergerak. Berdasarkan makna hijrah itu sendiri yang pertama ialah perubahan waktu.
Hijrah Waktu
Hijrah waktu ialah perubahan dalam kehidupan yang tidak dapat di halang-halangi. Hijrah Waktu akan terus bergerak dan tidak akan pernah kembali. Ketika para pembaca sedang membaca tulisan-tulisan di Majalah al Hilal, maka waktu yang di gunakan oleh kita semua tidak akan kembali, hingga kiamat.
Waktu juga bagaikan pedang bermata dua, satu sisi dapat jadi kebaikan, kalau waktu kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat dan ibadah, sebaliknya kalau waktu yang kita miliki di gunakan untuk bermaksiat dan merugikan orang lain, maka waktu itu akan menciptakan kepedihan dalam hidup kita di dunia maupun akhirat.
Hijrah Waktu bermakna kita harus memperhatikan waktu. Bahkan Allah bersumpah di Al Alquran Demi Masa (Waktu), artinya sungguh sangat penting kita memperhatikan waktu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya insan itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Hijrah Tempat
Hijrah daerah ialah hijrah dari suatu daerah yang buruk, yang dapat membahayakan diri kita baik fisik maupun doktrin kita. Kita berpindah ke daerah yang lebih aman untuk beribadah, lingkungan yang sehat lahir bathin dan menyebabkan diri dan keluarga kita jauh lebih baik.
Lingkungan dimana kita berada sangatlah besar lengan berkuasa bagi kita dan belum dewasa kita, segeralah hijrah sekiranya daerah yang kini sangat rawan bagi kehidupan kita.
Bagaimana kalau kita dapat merubah daerah tersebut menjadi lebih baik, itulah keberhasilan dakwah kita kepada lingkungan sekitar. Bukanya seorang muslim harus jadi ragi, agent of change bagi lingkunganya, dan masyarakat sekitar akan melihat indahnya Islam di langsung seorang muslim dan keluarganya.
Hijrah Pemikiran
Hijrah Pemikiran ialah merubah cara pandang yang salah, menambah ilmu dan memperbaharui pemikiran biar senantiasa sesuai dengan fatwa dan nilai-nilai Islam.
Dimensi Hijrah pemikiran tidak selalu memerlukan perpindahan fisik, yang penting hijrahnya pemahaman dari pemahaman yang salah menuju pemahaman yang benar berdasarkan al Alquran dan Hadist. Hal ini sangatlah penting alasannya ialah pemikiran ialah landasan bagi perbuatan manusia, kalau pemikirnya baik maka melahirkan perbuatan yang baik juga.
Hijrah Ilmu
Menyambung dengan hijrahnya pemikiran, maka hijrah Ilmu pun sangatlah penting. Para Ulama memberikan Al-Ilmu Nurun , Ilmu ialah Cahaya, maka kegelapan bagi kita yang ilmunya kurang, dan kehidupan yang terperinci benderang bagi kita yang di penuhi Ilmu. Ilmu merupakan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.Telah diriwayatkan oleh H.R. Bukhari yang berbunyi:
“Man aroda dunya fa’alaihi bil ‘ilmi,Man arodal akhiroh fa’alaihi bil ilmi, Wa man aroda huma fa’alaihi bil ‘ilmi Man aroda dunya fa’alaihi bil ‘ilmi, Man arodal akhiroh fa’alaihi bil ilmi, wa man aroda huma fa’alaihi bil ‘ilmi. “ (al Hadits)
Artinya Artinya: Barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan hidup di dunia harus dengan ilmu dan barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan darul abadi harus dengan ilmu. Bangsa yang akan maju ialah mengasihi ilmu, bangsa yang mundur ialah yang lalai dalam menutut imu. Maka berhijrahlah dari ilmu yang kini menuju Ilmu yang lebih baik untuk kehidupan. Berjuanglah terus menambah ilmu baik ilmu al quran, hadist dan ilmu apapun yang bermanfaat bagi kita.
Hijrah Perbuatan
Ilmu tidak akan bermanfaat kalau tidak diamalkan. Setelah kita hijrah Ilmu selanjutnya ialah hijrah dari perbuatan yang buruk, yang tidak baik bahkan yang sia-sia kepada perbuatan yang bermanfaat sesuai tuntunan agama.
Hal ini penting di lakukan alasannya ialah kita berada di mana saja, pindah ketempat mana saja, kalau perbuatan kita jelek maka perpindahan tersebut tidak ada manfaatnya.
Kiatnya mulailah perbahan hal-hal yang kecil terlebih dahulu, terus istiqomah melaksanakan perbuhanan walau kecil lebih baik, dibandingkan kita melaksanakan perbuhan perbuatan yang besar tetapi hanya sekali dan tidak konsisten.
Jangan menunggu besok untuk melaksanakan perubahan kalau dapat ketika ini, maka lakukanlah perubahan ketika ini juga. Kita semuanya tidak dapat menjamin besok kita masih di beri umur dan kesempatan untuk berubah.
Hijrah Keimanan
Kunci dari Peubahan di atas ialah perubahan KEIMANAN, inilah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika mulai berdakwah di mekah. Pertama dan yang utama ialah melaksanakan perubahan KEIMANAN para sahabat dan masyarakat mekkah.
Jauh sebelum hijrah fisik ke Madinah, Rasulullah SAW sudah menyiapkan perubahan KEIMANAN sahabat-sahabatnya. Sehingga ketika Perintah Hijrah ke Madinah datang, para sahabat sudah memilki KEIMANAN dan TAUHID yang kokoh untuk berhijrah dengan banyak sekali resiko dan rintangan yang terjadi.
KIMANAN kita kadang naik tapi juga kadang turun. Al Imanu yazidu wa yanqush. Demikian salah satu judul penggalan dalam Shahih Muslim. Karena sifatnya fluktuatif, doktrin perlu diperbarui sesering mungkin. Agar ia kembali stabil. Agar ia kembali kokoh. Artinya Hijrah Keimanan Ini bukan hanya sekali saja, atau setahun saja, tetapi harus dilakukan secara terus menerus, setiap saat, setiap detik hingga hembusan nafas terakhir kita. Semoga kita termasuk muslim yang dapat memperbaharui KEIMANAN dan dapat kembali kepada Allah SWT dengan KEIMANAN. Walahualam