A. Lafal Bacaan Al-Qur’an Surat Yunus Ayat 40 dan 41 Serta Terjemahannya.
waminhum man yu’minu bihi waminhum man laa yu’minu bihi warabbuka a’lamu bilmufsidiin
“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui perihal orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Yunus : 40)
wa-in kadzdzabuuka faqul lii ‘amalii walakum ‘amalukum antum barii-uuna mimmaa a’malu wa-anaa barii-un mimmaa ta’maluun
“Dan kalau mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, ”Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang saya kerjakan dan saya pun berlepas diri terhadap apa yang kau kerjakan.” (QS. Yunus : 41).
B. Isi Kandungan Al-Qur’an Surat Yunus Ayat 40 dan 41.
Pada ayat 40, Allah Swt menegaskan bahwa umat Nabi Muhammad Saw terbagi menjadi dua kelompok dalam mengimani Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul dan wahyu al-Qur’an yang diterimanya. Sebagian mendapatkan al-Qur’an, mengikuti pemikiran Nabi Muhammad Saw dan mengambil manfaat dari risalah yang dibawanya, sebagian lagi mereka tidak beriman selalu mendustakan Nabi Muhammad Saw. Dan Allah Swt lebih tahu perihal orang-orang yang membawa kerusakan di muka bumi dengan kemusyrikan, kezaliman dan kedurhakaan sebab mereka tidak memiliki kesiapan untuk beriman.
Dalam kitab Tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa (Di antara mereka) penduduk Mekah (ada arang-orang yang beriman kepada Al quran) hal ini diketahui oleh Allah (dan di antara mereka ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya) untuk selama-lamanya. (Rabbmu lebih mengetahui perihal orang-orang yang berbuat kerusakan) hal ini merupakan bahaya yang ditujukan kepada mereka yang tidak beriman kepadanya. (Tafsir Jalalayn.)
Sedangkan didalam kitab Tafsir Quraish Shihab juga dijelaskan bahwa Di antara orang-orang yang mendustakan itu terdapat orang yang akan percaya kepada al-Qur’an sehabis mengetahui apa yang ada di dalamnya dan memperhatikan makna-maknanya. Selain itu, di antara mereka juga terdapat kelompok yang tidak percaya kepadanya dan tidak berubah dari kesesatannya. Allah Swt lebih mengetahui orang-orang yang berdusta dan berbuat kerusakan. Dia akan membalas mereka atas apa yang mereka lakukan. (Tafsir Quraish Shihab)
Ayat ke 41, Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk tegar dalam menghadapi orang-orang yang ingkar akan pemikiran yang dibawanya. Beliau diperintahkan untuk menyatakan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas perbuatan mereka, dan merekapun tidak bertanggungjawab terhadap perbuatan beliau. Dengan kata lain “Bagiku pekerjaanku, bagimu pekerjaanmu”. Segala perbuatan sekecil apapun niscaya ada balasannya. Amal baik akan mendapatkan jawaban yang baik, sebaliknya amal jelek akan mendapatkan keburukan pula.
Yang dimaksud amalku (perbuatanku) yaitu Nabi akan terus berdakwah, menyeru kepada kebaikan mengajarkan taat kepada Allah Swt, memberi kabar besar hati kepada yang beriman, dan bahaya bagi orang-orang yang mendustakannya. Hasil dari amal beliaupun tidak ada kaitannya dengan orang-orang kafir. Sedangkan yang dimaksud amalmu (perbuatanmu) yaitu orang-orang kafir diberi kebebasan untuk terus menerus mendustakan agama, tetap dalam kekufuran dan syirik, zalim ataupun berbuat kerusakan. Semua amal perbuatannya tidak ada kaitannya dengan amalan Nabi Muhammad Saw.
(Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah,) kepada mereka (“Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian) artinya bagi masing-masing pihak menanggung akhir perbuatannya sendiri. Kalian berlepas diri terhadap apa yang saya kerjakan dan saya berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.”) akan tetapi ayat itu dinasakh oleh ayatus-saif atau ayat yang menganjurkan memerangi mereka. (Tafsir Jalalayn.)
Maksud ayat menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya adalah, Apabila mereka masih bersikeras mendustakanmu, Muhammad, sehabis terang bagi mereka gejala kenabianmu, maka katakanlah kepada mereka, “Sesungguhnya saya mendapatkan jawaban dari perbuatanku, dan kalian juga mendapatkan jawaban dari perbuatan kalian–bagaimana pun bentuknya. Aku akan meneruskan dakwahku. Dari itu, kalian tidak perlu mencela perbuatanku, sebagaimana saya tidak akan mencela perbuatan kalian. Maka lakukanlah apa yang kalian kehendaki, dan Allah akan membalas seluruh perbuatan kita sesuai dengan apa yang kita kerjakan.” (Tafsir Quraish Shihab)