5 Alasan Keluarga Muslim Harus Memiliki Buku Riyadhus Shalihin
04/11/2025Merasa Rezeki Seret? 5 Hadits Tentang Kekuatan Syukur
06/11/2025Al Quran Custom – Mengapa Surat Yasin Disebut Jantung Al Quran? Pertanyaan ini sering sekali kita dengar, dan julukan ini telah melekat begitu erat di kalangan umat Muslim di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Surat ke-36 dalam Al-Quran ini memang memiliki tempat yang istimewa. Ia dibaca saat tahlilan, menjadi amalan rutin di malam Jumat, atau dilantunkan saat mengharapkan kesembuhan dan kemudahan.
Mengapa Surat Yasin Disebut Jantung Al Quran?
Sebutan “Jantung Al-Quran” (Qolbul Qur’an) bukanlah sekadar julukan kosong. Ia bersumber dari sebuah hadis Nabi Muhammad SAW dan diperkuat oleh kandungan luar biasa yang ada di dalam surat itu sendiri. Mari kita kupas satu per satu alasannya.
1. Landasan Hadits Jantung Al Quran
Sumber utama julukan ini berasal dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, di mana Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai jantung, dan jantung Al-Quran adalah Surah Yasin. Barangsiapa membacanya, maka Allah akan mencatat baginya (pahala) seakan-akan membaca Al-Quran sepuluh kali.” (HR. Tirmidzi)
Meskipun sebagian ulama hadis memperdebatkan derajat keshahihan hadis ini (ada yang menilainya dha’if atau lemah), namun keutamaan dan popularitas julukan ini telah diterima secara luas. Para ulama yang menerima hadis ini menjelaskan, “jantung” adalah organ vital yang memompa kehidupan ke seluruh tubuh. Tanpa jantung, tubuh akan mati.
Demikian pula Surat Yasin, ia memompa esensi dan pokok-pokok ajaran Islam ke seluruh “tubuh” Al-Quran.
2. Kandungan Inti yang Menjadi Pokok Keimanan
Alasan terkuat mengapa Yasin dijuluki “jantung” adalah karena kandungannya yang merangkum tiga pilar utama akidah (pokok keimanan) secara padat dan kuat:
A. Penegasan Tauhid (Keesaan Allah)
Surat Yasin dengan tegas membuka dan menutup pembahasannya dengan penegasan kekuasaan dan keesaan Allah SWT.
- Ayat-ayatnya mengajak kita merenungi tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta: pergantian malam dan siang, bumi yang mati lalu dihidupkan (diberi kesuburan), kapal yang berlayar, dan peredaran matahari serta bulan di orbitnya.
- Semua ini adalah bukti nyata akan adanya satu Pencipta Yang Maha Kuasa, sekaligus membantah keyakinan syirik.
B. Penegasan Risalah (Kerasulan Nabi)
Di awal surat, Allah bersumpah untuk menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar seorang Rasul utusan-Nya (“Innaka laminal mursalin“). Surat ini juga menceritakan kisah perjuangan para rasul sebelumnya (Kisah Penduduk Suatu Negeri) yang didustakan oleh kaumnya, sebagai peneguh hati Rasulullah dan pelajaran bagi kita.
C. Penegasan Al-Ba’ts wal Jaza’ (Hari Kebangkitan dan Pembalasan)
Inilah tema sentral dan paling menonjol dalam Surat Yasin. Tema tentang hari Kiamat dan kebangkitan setelah kematian diulang-ulang dengan sangat kuat dan detail, layaknya jantung yang berdetak kencang:
- Tiupan Sangkakala: Menggambarkan kengerian saat sangkakala ditiup.
- Kebangkitan dari Kubur: Allah menceritakan bagaimana manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka dalam sekejap (“…mereka segera keluar dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” – Yasin: 51).
- Pemisahan Ahli Surga dan Neraka: Surat ini memberikan gambaran jelas tentang kenikmatan penghuni surga (Ashabul Jannah) dan penyesalan penghuni neraka (Mujrimun).
- Anggota Tubuh Jadi Saksi: Puncak dari penggambaran hari akhir adalah ketika mulut dikunci, dan yang berbicara adalah tangan dan kaki kita sebagai saksi atas apa yang kita perbuat di dunia.
Karena pilar keimanan pada hari akhir (kiamat) adalah “jantung” dari seluruh keimanan, maka surat yang paling kuat membahas tema ini wajar jika disebut sebagai “Jantung Al-Quran”.
Baca Juga Artikel: 5 Alasan Keluarga Muslim Harus Memiliki Buku Riyadhus Shalihin
Kesimpulan
Julukan “Jantung Al-Quran” bagi Surat Yasin bukanlah sekadar pujian. Ia adalah pengakuan atas betapa vitalnya kandungan surat ini. Membaca Surat Yasin adalah seperti “mengecas” kembali pokok-pokok keimanan kita.
Oleh karena itu, membacanya bukan hanya soal mengejar pahala 10 kali lipat. Lebih dari itu, ia adalah sarana untuk merenungi kembali tiga piiar utama iman kita: keyakinan pada Allah, keyakinan pada Rasul-Nya, dan keyakinan pada hari di mana kita semua akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan segalanya.
Rekomendasi: Pendirian PT Bandung
