Bacaan Teks dan Arti Al-Qur’an Surat Al Kahfi Ayat 29.
“dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan kalau mereka meminta minum, pasti mereka akan diberi minum dengan air mirip besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan daerah istirahat yang paling jelek.” (QS. Al Kahfi : 29)
Mufrodat Penting dari QS. Al-Kahfi Ayat29.
1. Kata الْحَقُّ /Al Haq mengandung pengertian yang ada secara pasti, yang cocok dan sesuai dengan yang sebenarnya, yang ada dengan tanpa keraguan, yang bermanfaat, tidak sia-sia dan binasa. Ar Raghib Al Ishfahani menyebutkan bahwa makna Al haq (kebenaran) secara asal adalah: kesesuaian dan sanggup bermakna ketetapan yang sesuai dengan tuntutan hikmah. Dari pengetian tersebut bahwa kebenaran yang tiba dari rab yakni Al-Qur`an yaitu kebenaran yang mantap dan tidak ada perubahan dalam kebenaran itu, semenjak dulu, sekarang dan yang akan dating.
2. Kata رَبِّ / Rabb, Allah, seakar dengan kata tarbiyah, yaitu mengarahkan sesuatu tahap demi tahap menuju kesempurnaan bencana dan fungsinya. Ketika menyebut kata Allah, sanggup terbayang dalam benak segala sifat-sifat Allah Swt., baik sifat fi’il (perbuatan) maupun sifat Dzat-Nya, yakni baik yang sanggup berdampak kepada makhluk-Nya maupun tidak. Ketika menyebut kata rabb, maka dalam kandungan makna kata mi terhimpun semua sifat-sifat Allah Swt yang sanggup menyentuh makhluk. Pengertian rububiyah (kependidikan atau pemeliharaan) meliputi pertolongan rezeki, pengampunan dan kasih saying, juga amarah, ancaman, siksaan dan sebagainya.
Kata Rabb apabila berdiri sendiri maka yang dimaksud yaitu “Tuhan” yang tentunya antara lain alasannya yaitu Dialah yang melaksanakan tarbiyah (pendidikan) yang pada hakikatnya yaitu pengembangan, peningkatan serta perbaikan makhluk ciptaan-Nya.
3. Kata الْوُجُوهَ /Al Wajh/wajah, bab yang paling menonjol dari sisi luarnya serta paling terperinci menggambarkan identitasnya. Jika suatu sosok tertutup wajahnya, maka tidak gampang mengenal siapa ia. Sebaliknya kalau seluruh sisi luarnya tertutup, kecuali wajahnya, maka ia sanggup dibedakan dari sosok yang lain, bahkan tanpa kesulitan ia sanggup dikenali. Demikian wajah menjadi mengambarkan identitas.
4. Kata سُرَادِقُ/ suradiq berasal dari bahasa Persia. Ada yang memahaminya dalam arti kemah dan ada juga dalam arti penghalang yang menghalangi sesuatu masuk ke rumah atau kemah. Neraka diibaratkan dengan bangunan yang mempunyai penghalang berupa gejolak api, sehingga yang disiksa tidak sanggup keluar, dan pihak lain pun tidak ada yang sanggup masuk untuk menolong. Dengan demikian yang disiksa benar-benar diliputi oleh api itu.
Isi Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Kahfi Ayat 29.
Ayat ini memerintahkan Rasul Saw. menegaskan kepada semua pihak termasuk kaum musyrikin yang besar kepala itu dengan menyatakan “Dan katakanlah wahai Nabi Muhammad bahwa: Kebenaran, yakni wahyu Ilahi yang saya sampaikan ini datangnya dari Tuhan Pemelihara kau dalam segala hal, maka barang siapa di antara kamu, atau selain kau yang ingin beriman perihal apa yang kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman, laba dan keuntungannya akan kembali kepada dirinya sendiri, dan barang siapa di antara kau atau selain kau yang ingin kafir dan menolak pesan-pesan Allah, maka biarlah ia kafir walau sekaya dan setinggiapa pun kedudukan sosialnya. Tidaklah aku, apalagi Allah Swt., akan mengalami sedikit kerugian pun dengan kekafirannya, sebaliknya, dialah sendiri yang akan merugi dan celaka dengan perbuatannya yang telah menganiaya dirinya sendiri.”
Dalam Tafsir yang dikeluarkan Kementerian Agama (Tafsir Depag RI), menyangkut keterangan QS. Al-Kahfi(18): 29, menyatakan bahwa Allah Swt. memerintahkan lagi kepada Rasulullah Saw., supaya menegaskan kepada orangorang kafir itu bahwa kebenaran yang disampaikan kepada mereka itu yaitu dari Tuhan semesta alam. Adalah kewajiban mereka untuk mengikuti kebenaran itu dan mengamalkannya. Manfaat dan kebenaran itu, tentulah kembali kepada mereka yang mengamalkannya.
Demikian pula sebaliknya jawaban yang buruk dan pengingkaran terhadap kebenaran itu kembali pula kepada mereka yang ingkar. Maka tanpa mengajukan syarat-syarat dan alasan-alasan yang dibuatbuat sebagaimana halnya pemuka-pemuka musyrikin yang memandang rendah terhadap orang-orang mukmin yang fakir. Demikian pula siapa yang ingkar dan membuang kebenaran itu, silahkan berbuat. Jika mereka ingkar. Rasulullah Saw. tidak memperoleh kerugian apa-apa sebagaimana halnya dia tidak memperoleh laba apapun kalau mereka beriman. QS. Al Isra’ : 7.
Tetapi kalau insan itu menentukan kekafiran dan melepaskan keimanan, berarti mereka telah melaksanakan kelaliman, yakni mereka telah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Karena itu kepada mereka, Allah menawarkan bahaya yang keras, yaitu akan melemparkan mereka ke dalam neraka. mereka tidak akan lolos dari neraka itu, alasannya yaitu gejolak api neraka itu mengepung mereka dari segala penjuru, sehingga mereka laksana seorang yang tertutup dalam kurungan.
Bilamana dalam neraka itu mereka meminta minum alasannya yaitu dahaga, maka mereka akan diberi air yang panasnya mirip cairan besi yang mendidih yang menghanguskan muka mereka. Sungguh alangkah buruk air yang mereka minum itu. Tidak mungkin air yang mereka minum demikian panasnya itu sanggup menyegarkan kerongkongan, dan tidak sanggup pula mendinginkan dada yang sedang kepanasan, bahkan lebih menghancurkan diri mereka. Dan neraka yang mereka tempati itu yaitu daerah yang paling buruk dan penuh dengan siksaan.