A. Lafal Bacaan Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 66-69.
Wa-inna lakum fii l-an’aami la’ibratan nusqiikum mimmaa fii buthuunihi min bayni fartsin wadamin labanan khaalishan saa-ighan lisysyaaribiin.
“Dan bahwasanya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang higienis antara tahi dan darah, yang gampang ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An-Nahl : 66)
Wamin tsamaraati nnakhiili wal-a’naabi tattakhidzuuna minhu sakaran warizqan hasanan inna fii dzaalika laaayatan liqawmin ya’qiluun.
“Dan dari buah korma dan anggur, kau buat minimuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl : 67)
Wa-awhaa rabbuka ilaa nnahli ani ittakhidzii mina ljibaali buyuutan wamina sysyajari wamimmaa ya’risyuun.
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl : 68)
Tsumma kulii min kulli tstsamaraati faslukii subula rabbiki dzululan yakhruju min buthuunihaa syaraabun mukhtalifun lwaanuhu fiihi syifaaun linnaasi inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yatafakkaruun.
“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang majemuk warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl : 69)
B. Makna Mufradat.
a. Kata فَرْثٍ,(farts) terambil dari akar kata yang bermakna meremukkan. Maksudnya, sisa-sisa masakan yang tidak dicerna lagi sebelum mejadi kotoran (tahi).
b. Ungkapan kalimat مِنۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ antara sisa masakan dan darah dipahami oleh ulama dalam arti susu murni( لَّبَنًا خَالِصًا ) yang berada diantara keduanya, lantaran binatang menyususui apabila telah mencernakan masakan makananya, maka apa yang menjadi susu berada pada pertengahan antara sisa makanandan darah itu. Posisi yang menjadi darah berada di potongan atas dan posisi sisa masakan pada potongan bawah.
c. Mufassir Thahir ibn Asyur manyatakan bahwa susu bukanlah darah dan juga bukan sisa makanan. Tidak dikatakan darah lantaran tidak terus menerus mengalir pada saluranya sebagaiman darah mengalir pada pembuluh darah, tidak dikatakan sisa masakan lantaran kenyataanya susu murni ialah baik dan mempunyai nilai manfaat sedang sisa masakan berupa kotoran.
d. Kata سَآئِغًا (saighan), pada mulanya berarti sesuatu yang gampang masukkedalam kerongkongan. Kemudahan yang dimaksud disini ialah bentuknya berupa cairan, sehingga tidak perlu lagi di kunya dalam pengkonsumsianya. Juga lantaran lezat, bergizi yang terbebas dari segala bakteri.
e. Kata أَوْحَىٰ terambil dari kata wahy/wahyu, merupakan bentuk mashdar yang berasal dari akar kata waw, ha’ dan ya’. Makna awal dari kata wahy ialah “isyarat yang cepat”. wahy dengan aneka macam derivasinya, dari sudut pengertian etimologisnya, diantaranya berarti ide yang bersifat instinktif pada hewan, dalam hal ini diberikan anugerahkan kepada lebah/nahl, sehingga dengan gampang ia melaksanakan aktiftas secara cepat, terstruktur dan mengagumkan.
f. Kata an nahl/ ٱلنَّحْلِ ,yakni lebah. Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal lantaran suka hidup berkelompok. semua lebah masuk dalam suku/familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan sanggup ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah menciptakan sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
g. Kata ya’risyun/ يَعْرِشُونَ terambil dari kata ‘arasya yang bermakna “membangun dan meninggikan” yang menujukkan bahwa lebah membangun rumahnya tidak disemua bukit dan tidak pada semua pohon, tapi sebagian dari keduanya. Ini dimengerti dari rangkaian kata مِنَ ٱلْجِبَالِ dan مِنَ ٱلشَّجَرِ
h. Kata ats tsamarat/ ٱلثَّمَرَٰتِ ialah bentuk jama’ dari kata ats tsmarah yang berarti buah. Dari kata itu, bukan berarti lebah memakan buah tetapi kembangkembang sebelum menjadi buah (seperti majaz yang berlaku sehari-hari, menanak nasi bukan berarti nasi dimasak, tetapi yang di tanak ialah beras untuk kemudian ketika telah masak menjadi nasi).
i. Kata dzululan/ ذُلُلًا ialah bentuk jama’ dari kata dzalul yakni suatu yang gampang ditelusuri. Kata ini mensifati kata subul/سُبُلَ ,yang berarti jalan-jalan. Hal ini menisyaratkan bahwa jalan-jalan yang ditempuh lebah dari sarangnya menuju daerah menghisap sari kembang, sangat gampang untuk ditempuhnya. Kemudahan menempuh jalan, baik ketika pergi dalam menemukan sari kembang dan kembali ialah atas anugerah Allah Swt.
j. Kalimat yakhruju min buthuniha/يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا / keluar dari perutnya, artinya apa yang keluar dari perut lebah ialah beberapa zat yang diambil dari sari kembang yang mengandung unsur-unsur tertentu tergantung dari sari kembang yang dihisap dalam bentuk cairan halus yang umumnya berasa manis/madu.
k. Kalimat fihi syifa’ linnas/فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ /didalamnya terdapat oba penyembuh manusia. Artinya cairan manis/madu tersebut mempunyai manfaat sebagai obat dari segala macam penyakit. Demikian Rasulullah Saw., telah menyarankan sahabatnya untuk mengkonsumsi madu sebagai obat (penyembuh penyakit), kecuali pada beberapa penyakit yang diidap insan yang kurang baik untuk menkonsumsi zat gula. Hal itu ditunjukkan dengan penggunaan kata linnas pada kalimat diatas.
l. Keadaan lebah dengan segala anugerah tersebut hendaknya menjadi sarana perenungan yang lebih, betapa Allah Swt telah merancang sedemikian teliti untuk mengakibatkan lebah sebagai serangga, baik secara fisik, contoh hidup, sistem pertahanan dan keuntungannya bagi manusia. Itu sebabnya ahir ayat ini ditutup dengan ungkapan إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ,inna fi zdalika layaatan li qaumin yatafakkarun “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
C. Isi Kandungan QS an-Nahl Ayat 66-69.
1. Kandungan QS an-Nahl (16) : 66-67
Adalah salah satu keistemewaan redaksi al-Qur`an bahwa kalimat pada struktur Surat an-Nahl ayat 66 sangat gampang dicerna untuk dijadikan ibrah bagi insan terhadap keluasan ilmu Allah Swt., terutama bagi ilmuwan cukup umur ini, yang mungkin oleh sementara penduduk Arab pada ketika itu sulit untuk mencerna dengan analisis keilmuan.
Sayyid Qutb berkata bahwa hakikat ilmiah yang diungkap oleh ayat di atas, yakni keluarnya susu antara sisi masakan dan darah, tidaklah diketahui oleh manusia. Tidak juga pada umat di masa turunnya apalagi menetapkanya dalam bentuk ketelitian ilmiah yang sedemikian sempurna. Tidaklah masuk akal bagi insan yang menghormati akalnya untuk membantah atau menentang hal tersebut.
Ayat ini merupakan hakekat ilmiah dari wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Saw., ribuan tahun yang lalu. Jika tidak berasal dari Yang Maha Benar, tentu ayat ini akan bertentangan dengan temuan ilmiah cukup umur ini.
a. Binatang Ternak.
Dan kalau diperinci, maka terdapat ada empat macam kemanfaatan yang diperoleh insan dari binatang ternak itu :
1) Air susu yang sangat enak untuk di minum dan mengandung unsur kesehatan, yang juga sanggup dijadikan mentega dan keju dan lain-lain.
2) Bulu dan kulitnya sanggup dijadikan materi pakaian.
3) Dagingnya sanggup dimakan segera atau diawetkan dalam kaleng.
4) Dapat dijadikan alat tranportasi.
b. Manfaat Susu.
Kolostrum ialah vitamin yang terkandung dalam susu mengandung faktor pertumbuhan alami yang berfungsi untuk : meningkatkan sistem metabolisme tubuh, mencegah penuaan dini, meningkatkan hormon pertumbuhan (HGH), membantu menghaluskan kulit dan menyehatkan kulit, menghindari osteoporosis, memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan jaringan tubuh dan aneka macam manfaat lainnya. Kolostrum mengandung mineral, anti oksidan, enzim, asam amino dan vitamin A, B12 dan E.
b. Kandungan QS an-Nahl (16) : 68-69
Kandungan dan Manfaat Madu
Madu mempunyai banyak kandungan zat gizi menyerupai karbohidrat, protein , asam amino, vitamin, mineral, dekstrin, pigmen flora dan komponen Aromatik. Hasil penelitian jago Gizi dan pangan, kalau madu banyak mengandung karbohidrat kalau di bandingkan dengan produk ternak menyerupai susu, telur , daging, keju atau mentega.
Hasil penelitian oleh peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of Waikoto, Selandia Baru. Peter C Molan menyampaikan kalau Madu terbukti mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan aneka macam kuman patogen penyebab penyakit. Antioksidan fenolat dalam madu mempunyai daya aktif tinggi serta sanggup meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress)
Beberapa khasiat madu ialah sanggup mengatasi nanah dari aneka macam patogen yang sanggup dicegah dan disembuhkan dengan minum madu secara teratur diantaranya : Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), batuk, demam, penyakit luka tukak lambung, nanah saluran pencernaan, penyakit kulit.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal isi kandungan Al-Qur’an surat an-Nahl Ayat 66-69. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu percetakanalquran.com semoga bermanfaat. Aamiin.