A. Lafal Bacaan Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 44-45 dan Terjemahan.
ata’ muruuna nnaasa bilbirri watansawna anfusakum wa-antum tatluuna lkitaaba afalaa ta’qiluun
“Mengapa kau suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kau melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kau membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kau berpikir?” (QS. Al-Baqarah : 44)
wasta’iinuu bishshabri washshalaati wa-innahaa lakabiiratun illaa ‘alaa lkhaasyi’iin
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah : 45)
B. Mufradat.
1). Kata (ٱلْبِرِّ ) al-birr berarti kebajikan dalam segala hal, baik dalam hal keduniaan atau akhirat, maupun interaksi. Sementara ulama menyatakan bahwa al-birr meliputi tiga hal; kebajikan dalam beribadah kepada Allah swt. kebajikan dalam melayani keluarga dan kebajikan dalam melaksanakan interaksi dengan orang lain. Demikian Thahir Ibn ‘Asyur. Apa yang dikemukakan itu belum meliputi semua kebajikan, sebab agama menganjurkan kekerabatan yang harmonis dengan Allah Swt, sesama manusia, lingkungan serta diri sendiri. Segala sesuatu yang menghasilkan keserasian dalam keempat unsur tersebut ialah kebajikan.
2). Kata (أَنفُسَكُمْ) anfusakum ialah bentuk jamak dari kata nafs. la mempunyai banyak arti, antara lain totalitas diri manusia, sisi dalam manusia, atau jiwanya. Yang dimaksud di sini ialah diri insan sendiri.
3). Kata (ٱلصَّبْرِ) sabar artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak berkenan di hati. Ia juga berarti ketabahan. Imam Ghazali mendefinisikan sabar sebagai ketetapan hati melaksanakan tuntunan agama menghadapi rayuan nafsu.
4). Kata (ٱلصَّلَوٰةِ) dari segi bahasa ialah doa, dan dari segi pengertian syariat Islam ia ialah “ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.” Shalat juga mengandung kebanggaan kepada Allah atas limpahan karunianya, mengingat Allah Swt, dan mengingat karunia-Nya mengantar seseorang terdorong untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya serta mengantarnya sabar mendapatkan cobaan atau kiprah yang berat. Demikian, shalat membantu insan menghadapi segala kiprah dan bahkan petaka.
5). Kata (خشوع ) Khusyu’ ialah ketenangan hati dan keengganannya mengarah kepada kedurhakaan. Yang dimaksud dengan orang-orang yang khusyuk oleh ayat ini ialah mereka yang menekan kehendak nafsunya dan membiasakan dirinya mendapatkan dan merasa hening menghadapi ketentuan Allah serta selalu mengharapkan kesudahan yang baik.
C. Isi Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 44-45.
1) Asbabun nuzul dari ayat ini ialah mengenai kecaman kepada pemuka-pemuka agama Yahudi, yang sering kali memberi tuntunan tetapi melaksanakan sebaliknya.
2) Islam menuntun umatnya biar mempunyai kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang diperbuatnya. Apalagi kalau itu menyangkut juru dakwah, kalau ucapan muballigh/dai berbeda dengan pengamalan kesehariannya, maka keraguan bukan hanya tertuju kepada si Mubaligh/dai, tetapi juga sanggup menyentuh pedoman yang disampaikannya. Bukankah kita sering mendengar kecaman terhadap Islam, hanya sebab ulah umat Islam. Syekh Muhammad Abduh menyatakan “Keindahan Islam ditutupi oleh ulah orang-orang Islam (al Islamu mahjun bil muslimin)”
3) Mengerjakan kebajikan tidak semudah yang mengucapkannya. Mengindari larangan pun banyak hambatannnya. Karena itu rangkaian ayat berikut menuntun dan menuntut biar membekali diri dengan kesabaran dan doa.
4) Apapun konteksnya (munasabah), ayat ini memerintahkan mintalah kontribusi yakni kukuhkan jiwa kau dengan sabar yaitu menahan diri dari rayuan menuju nilai rendah, dan dengan shalat yakni dengan mengaitkan jiwa dengan Allah Swt, serta bermohon kepada-Nya guna menghadapi segala kesulitan serta memikul segala beban yang akan dipikul sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ yaitu orang-orang yang tunduk dan yang hatinya merasa tentram dengan berdzikir kepada Allah Swt.
5) Ayat ini memerintahkan kepada kita biar meminta kontribusi kepada Allah Swt dengan jalan sabar dan sabar menghadapi segala tantangan serta dengan melaksanakan shalat. Karena itu, jadikanlah ketabahan menghadapi segala tantangan bersama dengan shalat, yakni doa dan permohonan kepada Allah Swt sebagai sarana untuk merai segala macam kebajikan.
6) Allah Swt menegaskan bahwa bekerjsama sabar dan shalat sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, penegasan ini sanggup dipahami bahwa sabar dan shalat tidak gampang dipraktekkan kecuali oleh orang yang khusyu’, ini juga berarti bahwa dikala shalat atau bermohon harus disertai dengan kesabaran atau dikala menghadapi kesulitan harus bersabar, kesabaran yang disertai dengan doa kepadaNya.
7) Ayat ini juga menegaskan bahwa kekhusyu’an tidak terbatas dalam shalat saja, akan tetapi menyangkut segala acara manusia. Adapun kekhusyu’an dalam shalat maka ia menuntut insan untuk menghadirkan kebesaran dan keagungan Allah Swt, sekaligus kelemahannya sebagai insan di hadapan-Nya