Sering kali hidup tidak sesuai dengan harapan, bahkan sebagian orang merasa lebih banyak episode hidup yang tidak sesuai keinginan daripada yang sesuai. Sementara itu banyak orang mengandalkan ikhtiar dirinya saja dalam mengatasi masalah hidupnya. Jarang sekali yang melibatkan Allah dalam mengatasi masalah hidup. Contoh sederhana jikalau anak kita sakit, maka yang pertama ada dalam pikiran yakni dokter anak mana yang paling bagus, jikalau tidak punya uang untuk berobat dalam pikirianya siapa yang sanggup di minta pinjaman uang. Jarang sekali yang pribadi ingat Allah SWT dan hatinya menjerit minta Tolong kepada Allah SWT. Bukankah Allah Yang Maha Kuasa menyembuhkan semua penyakit sedangkan dokter, obat yakni hanya jalan saja.
Tidak ada sesuatu pun yang terjadi di dunia ini selain atas izin Allah. Bila Allah sudah berkehendak atas sesuatu maka tidak ada seorang pun yang sanggup menolaknya, tak ada yang sanggup menghalanginya. Alam dan insiden yang ada semua atas kehendak Allah. Bahkan sehelai daun yang jatuh ke permukaan tanah pun semua atas izin Allah SWT.
Disetiap kejadian-kejadian di dunia ini terdapat kekuasaan Allah. Dipergantian siang dan malam yang sering kita keluhkan cepatnya pergantian tersebut, terdapat kekuasaan Allah. Didalam turunnya hujan yang sering kita permasalahkan akan turunnya, terdapat kekuasaan Allah. Pun begitu dengan angin yang berhembus kencang yang sering kita cela lantaran sanggup menyebabkan kita sakit, juga terdapat kekuasaan Allah.
“Dan pada pergantian malam dan siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi sesudah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula gejala (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (QS. Al-Jaasiyah : 5)
Nah, bagaimana kiatnya supaya kita senantiasa ada dalam dukungan Allah, inilah lima kiAT nya dengan rumus 5 AT :
1. TaubAT
2. TaAT
3. IngAT
4. TiraKAT
5. ManfaAT
Marilah kita bahas satu persatu :
1. TaubAT
Ketika ada permaslahan hidup, ketika ada yang tidak sesuai dalam keinginan misalkan sakit, kehilngan uang dan barang atau apa saja yang kita anggap sebagai musibah, maka segera ingat jangan-jangan ada dosa yang kita lakukan. Dosa-dosa kita sanggup menjadi mengundang masalah dalam kehidupan :
“Dan apa saja petaka yang menimpa kau maka yakni disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah petaka tersebut turun melainkan lantaran dosa. Oleh lantaran itu, tidaklah sanggup petaka tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Perkataan ‘Ali –radhiyallahu ‘anhu– di sini selaras dengan firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja petaka yang menimpa kau maka yakni disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Para ulama salaf pun menyampaikan yang serupa dengan perkataan di atas.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, “Di antara akhir dari berbuat dosa yakni menghilangkan nikmat dan akhir dosa yakni mendatangkan peristiwa (musibah). Oleh lantaran itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba yakni lantaran dosa. Begitu pula datangnya banyak sekali petaka juga disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Menurut ustadz Yusuf Mansur ada 10 Dosa Besar yang sanggup jadi mengundang bala petaka dan kesulitan hidup yatiu :
1. Syirik, menyekutukan Allah
2. Meninggalkan Shalat
3. Durhaka terhadap orang tua
4. Zina
5. Harta haram, rezeki haram
6. Minum-minuman keras, mabuk-mabukan
7. Memutuskan tali silaturahim
8. Berbuat Kebohongan, saksi palsu
9. Kikir, Pelit
10. Bergunjing
Jika kita sedang di lilit permasalahan yang tidak kunjung ada penyelesaianya, coba jujur dalam hati kita apakah kita masih melaksanakan dosa atau belum bertobat pernah melaksanakan 10 dosa besar diatas. Jika masih atau belum taubat maka segeralah taubat,sebagai mana dalam al Alquran surat Nuh ayat 10-12 :
“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”
Bagaimana caranya bertaubat :
Bila seseorang bertaubat dari apapun bentuk riddah (keluar dari Islam) yang dilakukannya dan taubatnya itu yakni Taubat Nashuha (taubat yang sebenar- benarnya) serta telah memenuhi 5 (lima) persyaratan, maka Allah akan mendapatkan taubatnya. Lima syarat yang dimaksud adalah:
PERTAMA
Taubatnya tersebut dilakukannya dengan tulus semata lantaran Allah. Jadi, faktor yang mendorongnya untuk bertaubat, bukanlah lantaran riya’, nama baik (prestise), takut kepada makhluk ataupun mengharap suatu urusan duniawi yang ingin diraihnya. Bila beliau telah berbuat tulus dalam taubatnya kepada Allah dan faktor yang mendorongnya yakni ketaqwaan kepada-Nya, takut akan siksaanNya serta mengharap pahalaNya, maka berarti beliau telah berbuat tulus dalam hal tersebut.
KEDUA
Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Yakni, seseorang mendapati dirinya sangat menyesal dan bersedih atas perbuatan yang telah kemudian tersebut serta memandangnya sebagai masalah besar yang wajib baginya untuk melepaskan diri darinya.
KETIGA
Berhenti total dari dosa tersebut dan keinginan untuk terus melakukannya. Bila dosanya tersebut berupa tindakannya meninggalkan hal yang wajib, maka sesudah taubat beliau harus melakukannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk membayarnya. Dan jikalau dosanya tersebut berupa tindakannya melaksanakan sesuatu yang diharamkan, maka beliau harus cepat berhenti total dan menjauhinya. Termasuk juga, bila dosa yang dilakukan terkait dengan makhluk, maka beliau harus menawarkan hak-hak mereka tersebut atau meminta dihalalkan darinya.
KEEMPAT
Bertekad untuk tidak lagi mengulanginya di masa yang akan datang. Yakni, di dalam hatinya harus tertanam tekad yang lingkaran untuk tidak lagi mengulangi perbuatan maksiat yang beliau telah bertaubat darinya.
KELIMA
Taubat tersebut hendaklah terjadi pada waktu yang diperkenankan. Jika terjadi sesudah lewat waktu yang diperkenankan tersebut, maka ia tidak diterima. Lewatnya waktu yang diperkenankan tersebut sanggup bersifat umum dan sanggup pula bersifat khusus. Waktu yang bersifat umum yakni ketika matahari terbit dari arah terbenamnya. Maka, bertaubat sesudah matahari terbit dari arah terbenamnya tidak sanggup diterima.
Hal ini menurut firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : (Atau) kedatangan sebagian gejala Rabbmu tidaklah bermanfaat lagi kepercayaan seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau beliau (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. ” [Al-An’am:158].
Sedangkan waktu yang bersifat khusus yakni ketika final hidup menjelang. Maka, bila final hidup telah menjelang, maka tidak ada gunanya lagi bertaubat. Hal ini menurut firman Allah. “Artinya : Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) sampai apabila tiba final hidup kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’, Dan tidak (pula diterima taubat) orang- orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. “[An-Nisa’:18].
bersambung…….
Sumber : https://rumaysho.com/302-musibah-datang-karena-maksiat-dan-dosa.html