Allah telah menjanjikan pahala untuk orang yang rajin membaca dan mentadaburi Al-Quran. Sebagaimana kita tahu, definisi Alquran itu al-mutaabbad li tilawatih. Memiliki nilai ibadah bagi yang rajin membacanya.
Hanya saja, terkait metode membacanya, beberapa orang mempunyai perbedaan selera. Ada yang lebih menyukai membaca dengan suara lirih dan ada juga yang suka membacanya dengan kencang.
Barangkali tiap orang punya alasan masing-masing, mungkin saja orang yang membaca dengan lirih merasa suaranya kurang bagus, sehingga ia malu mengeraskan suaranya. Atau juga, ia membaca lirih karena tak ingin mengganggu orang lain.
Sedangkan yang mengeraskan bacaan Alqurannya, mungkin ingin menyiarkan Al-Quran sehingga ikut mendukung dakwah Islam, atau karena suaranya sudah bagus, sehingga ia merasa nyaman bila membaca Alquran dengan keras.
Lalu, manakah yang lebih baik, yang keras atau yang lirih?
Menujuk pada pendapat Imam an-Nawawi, membaca Alquran baik keras atau lirih sesungguhnya masing-masing mempunyai dasar dan keutamaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Akan tetapi, beliau menggaris bawahi beberapa hal. Membaca Al-Quran dengan lirih lebih baik daripada membaca Al-Quran dengan keras, karena mengindari hati untuk bersikap riya’.
والجمع بينهما أن الإسرار أبعد من الرياء ، فهو أفضل في حق من يخاف ذلك ،
Bila membandingkan antara keutamaan membaca Al-Quran dengan keras dan membaca dengan lirih, maka sesungguhnya membaca Alquran dengan lirih, jauh dari sifat riya’. Lebih utama pula bagi yang takut melakukan riya’ (bila membacanya dengan keras).” (Muhyiddin an-Nawawi, al-Adzkar an-Nawawi.)
Imam an-Nawawi menambahkan, apabila orang tersebut tak khawatir akan terjerumus pada perbuatan riya’, maka membaca dengan keras lebih baik, asal tidak mengganggu orang yang tidur atau beristirahat.
فإن لم يخف الرياء ، فالجهر أفضل ، بشرط أن لا يؤذي غيره من مصل ، أو نائم أو غيرهما.
Jika tidak takut terjerumus riya’, maka membaca Alquran dengan suara keras lebih baik, bila tidak mengganggu orang lain, baik yang sedang shalat, orang yang sedang tidur dan lain lain.” (Muhyiddin an-Nawawi, al-Adzkar an-Nawawi)
Apabila kita membaca Alquran dengan keras malah membuat kita merasa diri paling baik, atau merasa suara kita lebih bagus dari orang lain, atau untuk dipuji, maka sebaiknya membaca quran dengan lirih.
Akan tetapi, bila kita sudah bisa menjaga hati kita dan tak ada niatan kesana, maka membaca Alquran dengan keras itu lebih baik.
Imam an-Nawawi menambahkan, membaca Alquran dengan keras bisa menggugah semangat orang lain agar mencintai Alquran. Wallahu A’lam.
percetakan alquran, al quran indonesia, alquran indonesia, percetakan al quran, cetak alquran, percetakan alquran bandung, percetakan buku Islam, cetak quran custom, cetak quran murah, distributor alquran, alquran untuk peringatan kematian, alquran kenangan kematian 40 hari,