Husnuzzan artinya berprasangka baik atau biasa disebut positive thingking.
A. Lafal Bacaan Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 12 dan Artinya.
Yaa ayyuhaa ladziina aamanuu ijtanibuu katsiiran mina zhzhanni inna ba’dha zhzhanni itsmun walaa tajassasuu walaa yaghtab ba’dhukum ba’dhan ayuhibbu ahadukum an ya’kula lahma akhiihi maytan fakarihtumuuhu wattaquu laaha inna laaha tawwaabun rahiim
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sebetulnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kau mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kau yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kau yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kau merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sebetulnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. al-Hujurat : 12).
B. Isi Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 12 Tentang Husnuzzan (Prasangka Baik).
QS. al-Ḥujurat ayat 12 berisi perihal larangan berprasangka jelek (su’uz-zann). Berprasangka jelek merupakan sikap tercela yang harus dihindari. Sebaliknya, orang beriman diperintahkan untuk berprasangka baik (husnuz-zann), baik itu Husnuzzan kepada Allah Swt, kepada sesama manusia, maupun kepada diri sendiri.
1. Husnuz-zann Kepada Allah Swt.
Maksudnya berprasangka baik kepada Allah Swt. Dia mempunyai sifat Maha Pengasih dan Penyayang, dan mengasihi hamba-Nya yang saleh, serta tidak membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan:
Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda dari Allah Swt, “Saya berada pada persangkaan hamba-Ku, maka berprasangkalah dengan-Ku sekehendaknya.” (HR. Ahmad).
2) Husnuz-zann Kepada Orang Lain.
Orang beriman dihentikan untuk berprasangka jelek kepada orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain dan larangan menggunjing orang lain. Sungguh, perbuatan tersebut yaitu perbuatan dosa, bahkan Allah Swt mengibaratkan orang yang menggunjing mirip memakan daging saudaranya yang sudah mati. Bukankah hal ini sangat menjijikkan. Sebagai muslim kita harus hidup berdampingan dengan sesama muslim yang lain serta menghormati hak dan kewajibannya. Rasulullah Saw bersabda :
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim (yang sejati) yaitu orang yang mana orang muslim lainnya selamat dari (bahaya) ekspresi dan tangannya” (HR. at-Tirmizi).
3) Husnuz-zann Kepada Diri Sendiri.
Seseorang yang berprasangka baik kepada diri sendiri akan mempunyai sikap percaya diri, optimis dan bekerja keras. Sebaliknya, kalau seseorang berburuk sangka kepada diri sendiri maka ia akan merasa pesimis, tidak percaya diri, dan malas berusaha. Allah Swt melarang hamba-Nya berputus asa dari rahmat-Nya sebagaimana QS. Yusuf ayat 87 berikut ini.
“Dan jangan kau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf : 87).
C. Menerapkan Prasangka Baik (Husnuz-zann)
a. Husnuz-zann Kepada Allah Swt.
Menerapkan Prasangka Baik (Husnuz-zann) untuk Meraih Hidup Bahagia Husnuz-zann kepada Allah Swt sanggup dilakukan dengan dua sikap yaitu:
Pertama, bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan Allah Swt . Caranya dengan mengucapkan al hamdulillah, dan memakai nikmat sesuai petunjuk Allah Swt dan rasul-Nya.
Kedua, bersabar atas semua cobaan dan ujian dari Allah Swt. Ingatlah bahwa Allah Swt tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuan.
b. Husnuz-zann Kepada Orang Lain.
Husnuz-zann kepada orang lain sanggup dilakukan dengan sikap sebagai berikut:
Pertama, gampang memaafkan kesalahan orang lain.
Kedua, melihat seseorang dari sisi baiknya.
Ketiga, mengingat-ingat kebaikan yang pernah dilakukan oleh seseorang.
Keempat, bertutur kata dan berperilaku lemah lembut kepada orang lain.
c. Husnuz-zann Kepada Diri Sendiri.
Husnuz-zann kepada diri sendiri sanggup dilakukan dengan sikap sebagai berikut:
Pertama, percaya diri, meyakini bahwa dirinya bisa melaksanakan sebuah pekerjaan.
Kedua, optimis menghadapi hidup, tidak gampang putus asa.
Ketiga, berusaha dan bekerja keras meraih cita-cita.