Sifat optimis yaitu sifat orang yang mempunyai impian konkret dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis yaitu pesimis. Orang yang mempunyai sifat pesimis selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan.
Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 53.
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar : 53)
Kandungan Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 53.
Di dalam ayat ini Allah Swt. menyeru hamba-hamba-Nya yang melampaui batas semoga tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt. Perbuatan yang melampaui batas artinya yaitu perbuatan dosa, perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah Swt. Hukum dan ketentuan Allah Swt sudah tertulis di dalam Al-Qur’an dan al-Hadis.
Jadi, setiap perbuatan yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan al-Hadis yaitu perbuatan melampaui batas atau perbuatan dosa. Dosa kecil ataupun dosa besar yang pernah dilakukan seseorang harus segera dimintakan ampunan (magh!rah) kepada Allah Swt. Allah Swt. mempunyai sifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Allah Swt. akan mengampuni semua dosa asalkan hamba-Nya mau bertaubat. Artinya memohon ampunan kepada Allah Swt. Taubat juga mengandung pengertian meratapi perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, serta mengikutinya dengan kebajikan. Taubat yang demikian disebut taubat nasuha (taubat yang sebenarbenarnya). Allah Swt. telah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa beristigfar.
Mengapa demikian? Karena sanggup jadi kita ini melaksanakan dosa yang tidak disengaja, baik kepada sesama insan maupun kepada Allah Swt. Dosa kepada Allah Swt. sanggup diampuni dengan cara membaca kalimat istigfar. Namun, dosa kepada sesama insan tidak cukup hanya dengan membaca istigfar. Di samping istighfar harus ada undangan maaf kepada orang yang bersangkutan.
Berputus asa dari rahmat Allah Swt. termasuk perilaku tercela. Sebagai seorang mukmin kita harus selalu optimis akan menerima rahmat Allah Swt. Rahmat Allah Swt. akan diberikan kepada mereka yang bersungguh-sungguh mendekatkan diri kepada-Nya. Setiap insan niscaya pernah melaksanakan dosa dan salah, kecuali para Nabi dan Rasul. Dosa dan kesalahan tersebut jangan hingga menciptakan kita frustasi dari rahmat Allah Swt.
Setan akan selalu menarik hati orang beriman supaya terjerumus ke dalam dosa. Setelah terjerumus ke dalam dosa, setan akan menanamkan sifat frustasi dalam diri manusia. Orang-orang yang berdosa akan merasa hina di hadapan sesama insan dan di hadapan Allah Swt. Kemudian ia akan larut dalam kesedihan. Setelah larut dalam kesedihan, setan akan membisikkan ke dalam hati insan bahwa Allah Swt. mustahil memberi ampunan, alasannya yaitu dosa-dosanya sangat besar. Dan pada karenanya insan akan frustasi dari rahmat Allah Swt.
Rasulullah Saw. dalam sebuah hadisnya juga melarang berputus asa. Perhatikan nasihat Rasulullah Saw. kepada dua orang cowok berikut ini:
Pada suatu hari ada dua orang cowok menemui Nabi Saw. Saat itu Nabi Muhammad Saw sedang memperbaiki sesuatu atau sedang membangun suatu bangunan. Kedua cowok itu berkeluh kesah kepada Nabi Saw. Ketika Nabi Saw. selesai dengan pekerjaan tersebut, dia memanggil kedua cowok itu dan bersabda,
“Janganlah kalian berputus asa dari kebaikan, selama kepala kalian masih sanggup bergerak. Manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merah, tidak mempunyai suatu apa pun, kemudian Allah ‘Azzawajalla memberinya rezeki.” (HR. Ahmad)