a. Pengertian Tafsir Muqarin.
Tafsir muqarin antar-ayat merupakan upaya membandingkan (komparasi) ayat ayat al-Qur`an antara sebagian dengan sebagian lainnya. Al-Farmawi mendefinisikan tafsir muqarin antar-ayat dengan upaya membandingkan ayat dengan ayat yang berbicara duduk kasus yang sama.
Lebih lengkap dari itu, Nasruddin Baidan menyatakan bahwa para mahir Ilmu tafsir tidak berbeda pendapat dalam mendefinisikan tafsir muqarin. Metode komparatif antar ayat ialah membandingkan teks (naṣ) ayat-ayat al-Qur`an yang mempunyai persamaan atau kemiripan redaksi dalam dua masalah atau lebih dan atau mempunyai redaksi yang berbeda bagi satu masalah yang sama.
b. Ruang Lingkup.
Secara umum, tafsir muqarin antar ayat sanggup diaplikasikan pada ayat-ayat alQur`an yang mempunyai dua kecenderungan:
1) Ayat-ayat yang mempunyai kesamaan redaksi.
2) Ayat-ayat yang mempunyai perbedaan ungkapan, tetapi tetap dalam satu maksud. Wilayah kajian perbandingan ayat dengan ayat tidak hanya terbatas pada analisis redaksional (mabahis lafziyat) saja, melainkan meliputi perbedaan kandungan makna masing-masing ayat yang diperbandingkan. Di samping itu, juga dibahas perbedaan masalah yang dibicarakan oleh ayat-ayat tersebut, termasuk juga alasannya yaitu turunnya ayat serta kondisi masyarakat pada waktu itu.
c. Kelebihan dan Kelemahan Tafsir Muqarin.
1) Diantara kelebihan metode ini secara umum ialah sebagai berikut:
a) Memberikan wawasan penafsiran yang relatif lebih luas kepada para pembaca kalau dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Di dalam penafsiran itu, terlihat bahwa satu ayat al-Qur`an sanggup ditinjau dari aneka macam disiplin ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian mufassir-nya. Dengan demikian, terasa bahwa al-Qur`an itu tidak sempit, melainkan amat luas dan sanggup menampung aneka macam wangsit dan pendapat.
b) Membuka pintu untuk bersikap toleran terhadap pendapat orang lain. Dengan demikian, hal itu sanggup mengurangi fanatisme yang berlebihan kepada suatumadzhab atau anutan tertentu. Pembaca tafsir muqarin akan terhindar dari perilaku fanatik yang sanggup merusak persatuan dan kesatuan umat.
c) Berguna bagi mereka yang ingin mengetahui aneka macam pendapat wacana suatu ayat. Sesuai untuk mereka yang ingin memperluas dan mendalami penafsiran al-Qur`an bukan bagi para pemula.
d) Dengan memakai metode komparatif, mufassir didorong untuk mengkaji aneka macam ayat dan hadis-hadis serta pendapat-pendapat para mufassir yang lain. Dengan referensi serupa ini akan membuatnya lebih berhati-hati dalam proses penafsiran suatu ayat.
2) Diantara kelemahan metode ini secara umum ialah sebagai berikut:
a) Tidak sanggup diberikan kepada para pemula. Hal itu disebabkan pembahasan yang dikemukakan di dalamnya terlalu luas.
b) Kurang sanggup mendapatkan amanah untuk menjawab permasalahan sosial yang tumbuh di tengah masyarakat. Hal itu disebabkan metode ini lebih mengutamakan perbandingan dari pada pemecahan masalah. Untuk pemecahan duduk kasus yang sempurna yaitu memakai metode tematik.
c) Terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-penafsiran yang pernah diberikan oleh para ulama daripada mengemukakan penafsiran-penafsiran baru.