a. Pengertian Tafsir Maudu’i.
Metode tafsir Maudu’i disebut juga dengan metode tematik yaitu menghimpun ayat-ayat al-Qur`an yang memiliki maksud yang sama, sama-sama membicarakan satu topik problem dan menyusunnya berdasar kronologi serta alasannya ialah turunnya ayat ayat (asbabun nuzul) tersebut. Kemudian penafsir mulai memperlihatkan keterangan dan klarifikasi serta mengambil kesimpulan.
Menurut Prof. Dr. Abdul Hay Al-Farmawi seorang guru besar pada Fakultas Ushuluddin al-Azhar dalam kitab al-Bidayah fit Tafsir al-Maudu’i mengemukakan cara menyusun tafsir maudu’i adalah:
1) Memilih atau memutuskan problem al-Qur`an yang akan dikaji secara tematik.
2) Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan problem yang telah ditetapkan, ayat Makkiyyah dan Madaniyyah.
3) Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut berdasarkan kronologi masa turunnya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya ayat atau asbab an-nuzul..
4) Mengetahui korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing suratnya.
5) Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis, tepat dan utuh.
6) Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadis, jikalau dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi semakin tepat dan semakin jelas.
7) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan antara pengertian ‘am dan khaṣ, antara yang muṭlaq dan yang muqayyad, menyinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan ayat nasikh mansukh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada satu hal, tanpa perbedaan dan pertentangan atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada makna yang kurang tepat.
8) Menyusun kesimpulan yang menggambarkan balasan al-Qur`an terhadap problem yang dibahas.
b. Corak Tafsir Maudu’i.
Tafsir maudu’i memiliki dua bentuk, yaitu:
1) Tafsir yang membahas satu surat secara menyeluruh dan utuh dengan menjelaskan maksudnya yang bersifat umum dan khusus, menjelaskan korelasi antara banyak sekali problem yang dikandungnya, sehingga surat itu tampak dalam bentuknya yang betul-betul utuh dan cermat.
Kandungan pesan suatu surat pada umumnya diisyaratkan oleh nama surat tersebut, selama nama tersebut bersumber dari informasi Rasulullah Saw.. Contoh, surat al-Kahfi, yang secara bahasa berarti gua. Gua itu dijadikan daerah berlindung oleh sekelompok cowok untuk menghindar dari kekejaman penguasa zamannya. Dari ayat tersebut sanggup diketahui bahwa surat itu sanggup memberi perlindunganbagi yang menghayati dan mengamalkan pesan-pesannya. Itulah pesan umum surat tersebut. Ayat atau kelompok ayat yang terdapat di dalam surat itu kemudian diupayakan untuk dikaitkan dengan makna pertolongan itu.
2) Tafsir yang menghimpun sejumlah ayat dari banyak sekali surat yang sama-sama membicarakan satu problem tertentu; ayat-ayat tersebut disusun sedemikian rupa dan diletakkan di bawah satu tema bahasan, dan selanjutnya ditafsirkan secara maudu’i. Bentuk kedua inilah yang lazim terbayang di benak kita saat mendengar istilah tafsir maudu’i itu diucapkan.
Upaya mengaitkan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya itu pada akibatnya akan mengantarkan mufassir kepada kesimpulan yang menyeluruh wacana problem tertentu berdasarkan pandangan al-Qur`an. Bahkan melalui metode ini, mufassir sanggup mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di dalam benaknya dan menjadikannya sebagai tema-tema yang akan dibahas dengan tujuan menemukan pandangan al-Qur`an mengenai hal tersebut.
Contoh: ayat-ayat khusus mengenai harta anak yatim diantara terdapat pada ayat-ayat QS al-An’am [6]: 152 dan QS an-Nisa` [4]: 2.
c. KelebihanTafsir Maudu’i.
1) Hasil tafsir maudu’i memperlihatkan pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan hidup praktis, sekaligus memperlihatkan balasan terhadap dugaan sementara orang yang menyampaikan bahwa al-Qur`an hanya mengandung teori-teori yang tidak menyentuh kehidupan nyata.
2) Sebagai balasan terhadap tuntutan kehidupan yang selalu berubah dan berkembang dan menumbuhkan rasa pujian terhadap al-Qur`an.
3) Studi terhadap ayat-ayat terkumpul dalam satu topik tertentu juga merupakan jalan terbaik dalam mencicipi fasaḥah dan balagah al-Qur`an.
4) Kemungkinan untuk mengetahui satu permasalahan secara lebih mendalam dan lebih terbuka.
5) Tafsir maudu’i lebih tuntas dalam membahas masalah.
d. Kelemahan Tafsir Maudu’i.
1) Terbuka kemungkinan melibatkan anutan dalam penafsiran.
2) Tidak menafsirkan segala aspek yang dikandung satu ayat, tetapi hanya salah satu aspek yang menjadi topik pembahasan saja.
e. Tokoh dan Karya.
Diantara kitab tafsir yang memakai metode maudu’i ini adalah:
al-Mar’ah fi al-Qur`an dan al-Insan fil Alquran al-Karim karya ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad, al Washaya al-‘Asyr karya Syaikh Mahmud Syaltut; Tema-tema Pokok al-Qur`an karya Fazlur Rahman dan Wawasan al-Qur`an: Tafsir Maudu’i atas Pelbagai Persoalan Umat karya M. Quraish Shihab.